KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya yang telah menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan
Dia mungkin penyusunan tidak akan sanggup kami selesaikan dengan baik. Setelah
karyawan direkrut dan diseleksi, langkah berikutnya adalah orientasi untuk
memberikan mengenai informasi dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan baru. Orientasi adalah proses yang mencoba menyediakan
bagi seorang karyawan baru informasi, keahlian-keahlian, dan pemahaman atas
organisasi dan tujuanya.
Dalam
orientasi karyawan baru diberikan informasi mengenai latar belakang perusahaan
& pekerjaan. Pada intinya orientasi adalah proses sosialisasi karyawan baru
terhadap pimpinan perusahaan. Sosialisasi adalah proses penanaman dalam diri
karyawan tentang sikap, standar, nilai-nilai, dan pola perilaku yang diharapkan
oleh organisasi dan departemen. Program orientasi dimulai dari pengenalan
informal yang singkat sampai program formal yang panjang. Biasanya karyawan
diberikan buku panduan tentang jam kerja, penilaian kinerja, pembayaran gaji,
dan liburan/cuti.
Untuk
itulah makalah ini disusun untuk memberi pencerahan tentang bagaimana membuat
orientasi dan penempatan menjadi efektif dan hal-hal apa saja yang perlu
dihindari ketika melakukan orientasi dan penempatan.
Makassar,
2 Mei 2016
Penyusun,
Kelompok
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………..…………………………………................ 1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………...…………. 2
Bab I. PENDAHULUAN
A. Latar
belakang ……………………………………………..……………............….
3
B. Rumusan
masalah ………………………………………………………...…...…... 4
C. Tujuan
………………………………………………………………………...….... 4
Bab II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
orientasi ……………………………………………………….............. 5
B. Tujuan
orientasi …………….… …………………………………….…….…........
5
C. Materi
orientasi …………………………………….……..……….…….…............ 6
D. Manfaat
orientasi …………………………………….………………..………..…. 7
E. Tahap-Tahap
Orientasi ………………………………………..…………………… 7
F. Keuntungan
orientasi ……………….……………………….…………………….. 8
G. Kelemahan
orientasi ……………….……………………………….……………… 8
H. Pengertian
penempatan SDM …………..………..………………………….….….
9
I. Tujuan
penempatan …………………………………………………………..……. 9
J. Bentuk-bentuk
penempatan ……………….………………………………………. 10
K. Prinsip-prinsip
penempatan SDM …………………………………………………. 11
L. Keuntungan
dan Kelemahan penempatan SDM ……….……………………….….
12
Bab III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
………………………………….………………………………… 13
B. SARAN
…………………………………………………………………………... 13
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Bagi banyak karyawan, hari pertama
memasuki dunia kerja dan memulai pekerjaan yang baru bukanlah hal yang mudah.
Banyak karyawan yang merasa gugup ketika kali pertama bekerja. Kegugupan pada
hari pertama ini pada dasarnya bersifat alamiah namun hal itu dapat mengurangi
kepuasan karyawan baru dan kemampuan untuk belajar kerja jika manajer SDM tidak
mengantisipasinya lebih dini. Untuk membantu karyawan menjadi anggota yang puas
dan produktif, manajer dan departemen SDM harus membuat kesan awal tersebut
menjadi sesuatu yang menyenanagkan bagi karyawan baru. Karyawan baru perlu
disiapkan sejak awal agar nantinya mampu melakukan sesuatu tugas yang
dibebankan perusahaan kepada mereka dengan baik. Untuk membantu karyawan yang
baru agar merasa cocok, maka program orientasi dan sosialisasi sangat penting
untuk membuat mereka untuk lebih mengenal peran-perannya, perusahaan ,
kebijakan-kebijakan dan karyawan lainnya.
Disamping itu, hari-hari pertama seorang
karyawan baru sangat menentukan dalam perjalanan karirnya selanjutnya terutama
meniti karir dalam organisasi yang tempatnya bekerja. Merupakan hal yang sangat
normal dan wajar bahwa pada hari-hari pertama itu, berbagai pertanyaan timbul
dalam diri pekerja baru tersebut, misalnya: apakah organisasi yang baru
menerimanaya bekerja benar-benar cocok sebagai tempat berkarya dan meniti karir
atau tidak, apakah pegawai baru yang bersangkutan mampu melaksanakan tugas yang
dipercayakan kepadanya, apakah pegawai baru bersangkutan akan disenangi oleh
orang-orang lain dengan siapa ia akan berinteraksi seperti atasan,rekan kerja,
dan bagi mereka yang menduduki jabatan manajerial, para bawahan dan berbagai
pertanyaan lainya yang sejenis.
Dapat dipastikan bahwa berbagai
pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak akan terjawab secara tuntas pada hari-hari
pertama seseorang mulai bekerja. Memperoleh jawaban yang tuntas tentunya
merupakan sebuah proses. Akan tetapi meskipun demikian, kesan permulaan menjadi
sangat penting. Karena itu merupakan tugas penting dari berbagai pihak dalam
organisasi dengan siapa pekerja baru berinteraksi untuk menciptakan suasana
akrab bagi pekerja baru tersebut.
B.
Rumusan masalah
Program orientasi pada pegawai perlu
dilakukan untuk karyawan baru. Selain itu kami juga membahas tentang penempatan
kerja. Adapun beberapa rumusan masalah yang kami bahas yaitu.
a)
Apa
arti dari orientasi?
b)
Apa
tujuan orientasi ?
c)
Materi-materi
orientasi ?
d)
Manfaat
dari orientasi ?
e)
Apa
saja tahap-tahap orientasi ?
f)
Apa
saja Keuntungan orientasi ?
g)
Apa
saja kelemahan orientasi ?
h)
Apa
arti dari penempatan ?
i)
Apa
tujuan dari penempatan ?
j)
Apa
saja bentuk-bentuk dari penempatan ?
k)
Apa
saja prinsip-prinsip penempatan SDM ?
l)
Apa
saja kelemahan penempatan ?
C.
Tujuan pembahasan
Adapun beberapa tujuan
pembahasan masalah ini adalah:
a)
Mengetahui
arti dari orientasi karyawan dan tujuan orientasi karyawan
b)
Mengetahui
arti dari penempatan kerja
c)
Mengetahui
apa saja factor yang mempengaruhi penempatan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
ORIENTASI
Orientasi
adalah upaya pelatihan dan pengembangan awal bagi para karyawan baru yang
memberikan mereka informasi mengenai perusahaan, jabatan, dan kelompok kerja
(Mondy, 2008). Sedangkan menururt Goldthrope (1968) orientasi adalah sebuah
pekerjaan terhadap seorang indivudu, berdasarkan harapanya yang diwujudkan
dalam pekerjaanya. Sedangkan menurut Merly Louis (1980), orientasi berarti
penyediaan informasi dasar berkenaan dengan perusahaan bagi pegawai baru, yaitu
informasi yang mereka perlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara memuaskan.
Informasi dasar ini mencakup fakta-fakta seperti jam kerja, cara memperoleh
kartu pengenal, cara membayar gaji dan orang-orang yang akan bekerja sama
denganya.orientasi pada dasarnya merupakan salah satu komponen proses
sosialisasi pegawai baru, yaitu suatu proses penanaman sikap, standar nilai,
dan pola perilaku yang berlaku dalam perusahaan kepada pegawai baru.
Dengan
demikian menjadi jelas bahwa kegiatan orientasi merupakan persiapan atau
pembekalan kepada seorang karyawan yang baru dengan menyediakan informasi dasar
mengenai segala sesuatu berkaitan dengan tempatnya bekerja supaya dapat
memahami pekerjaanya dan melaksanakan pekerjaanya secara memuaskan.
B.
TUJUAN
ORIENTASI
Tujuan
orientasi menurut Moekijat (1991:94) adalah sebagai berikut
a. Memperkenalkan
pegawai baru dengan perusahaan.
b. Menghindarkan
adanya kekacauan yang mungkin di sebabkan oleh seorang pekerja baru ketika
diserahi pekerjaan baru.
c. Memberi
kesempatan kepada pegawai untuk menanyakan masalah tentang pekerjaan mereka
yang baru.
d. Menghemat
waktu dan tenaga pegawai dengan memberitahukan kepada mereka kemana harus
meminta keterangan atau bantuan dalam menyelesaikan masalah yang mungkin
timbul.
e. Menerangkan
peraturan dan ketentuan perusahaan sedemikian rupa sehingga pegawai baru dapat
menghindarkan rintangan atau tindakan hukuman yang akan terjadi karena
pelanggaran peraturan yang tidak mereka ketahui
f. Memberikan
pengertian kepada pegawai baru bahwa mereka adalah bagian yang penting di dalam
sebuah organisasi.
Sedangkan menurut Deden (2012),
orientasi yang efektif akan mencapai beberapa tujuan utama yaitu:
a. Membentuk
kesan yang menguntungkan pada karyawan dari organisasi dan pekerjaan
b. Menyampikan
informasi mengenai organisasi dan pekerjaan
c. Meningkatkan
penerimaan antarpribadi oleh rekan-rekan kerja
d. Mempercepat
sosialisasi dan integrasi karyawan baru kedalam organisasi
e. Memastikan
bawa kenerja dan produktivitas karyawan dimulai lebih cepat
f. Usaha-usaha
orientasi mengenai organisasi dan pekerjaan
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tujuan utama dilakukannya orientasi adalah untuk memberikan informasi
yang seluas-luasnya kepada karyawan sehingga karyawan baru bisa segera
beradaptasi dengan tempat kerjanya, diterima oleh rekan sekerjanya dan dapat
segera memulai kinerja dan produktifitasnya.
C.
MATERI
ORIENTASI
Menurut
Fahmi (2013), suatu program pengenalan mencakup empat hal utama, yaitu berbagai
aspek kehidupan organisasional, keuntungan bagi para pegawai, pengenalan dan
berbagai aspek tugas.
a) Aspek
organisasional
Telah dikemukakan diatas bahwa salah
satu sasaran program pengenalan adalah para pegawai baru dalam waktu yang
relative singkat memahami kultur, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan
organisasi. Pemahaman tersebut diharapkan berakibat pada terjadinya berbagai
penyesuaian yang diperlukan oleh para pegawai baru yang bersangkutan.
ü Sejarah
organisasi.
ü Struktur
dan tipe organisasi
ü Nomenklatur
dan titelatur yang digunakan.
ü Pengenalan
para pejabat.
ü Tata
ruang dan tata letak fasilitas kerja
ü Berbagai
ketentuan normative
ü Produk
organisasi
b) Kepentingan
pegawai baru
Telah ditekankan di muka bahwa
penyelengaraan program pengenalan bersifat 2 arah, artinya melalui program
pengenalan itu bukan hanya berbagai kewajiban pegawai baru itu yang
diketengahkan, akan tetapi apa yang menjadi haknya pun pada kesempatan itulah
dijelaskan.
Selama masa perkenalan, pegawai
baru itu tentu ingin mengetahui lebih mendalam dan lebih pasti berbagai hal
yang menyangkut pemenuhan kepentinganya.yang dimaksud dengan berbagai
kepentingan para pegawai baru itu adalah:
·
Penghasilan
·
Jam kerja
·
Hak cuti
·
Fasilitas yang
disediakan oleh organisasi
·
Pendidikan dan
pelatihan
·
Perihal pensiun
D.
MANFAAT
ORIENTASI
Manfaat
orientasi menurut Werther & davis (1996) adalah sebagai berikut:
a. Mengurangi
kecemasan karyawan
b. Karyawan
baru bisa memperlajari tugasnya dengan lebih baik
c. Karyawan
memiliki ekspektasi yang lebih realsitis mengenai pekerjaanya
d. Mencegah
pengaruh buruk dari rekan kerja atau atasan yang kurang mendukung
e. Karyawan
baru menjadi lebih mandiri
f. Karyawan
baru menjadi lebih baik
g. Mengurangi
kecenderungan karyawan baru untuk mengundurkan diri dari pekerjaan
E.
TAHAP
ORIENTASI
Beberapa
tahap orientasi yang penting dilakukan
1) Perkenalan
Memperkenalkan pegawai baru, mulai
dari unit kerjanya sendiri sampai unit kerja besarnya dan sampai unit-unit
kerja terkait lainya, akan memberikan ketenangan dan kenyamanan sipegawai,
karena mereka merasa diterima dilingkunganya dan hal tersebut akan mempermudah
dia untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas, bahkan dapat membina
kerja sama dengan yang lain dalam rangka menjalankan tugasnya.
2) Penjelasan
tujuan perusahaan
Dengan menjelaskan profil
perusahaan secara lengkap seperti visi, misi, nilai-nilai, budaya perusahaan
dan struktur organisasi, akan membuat pegawai baru lebih mengenal perusahaan
tersebut, sehingga akan membangkitkan motivasi dan kemampuan dia untuk
mendukung tujuan perusahaan.
3) Sosialisasi
kebijakan
Perlu adanya sosialisasi tentang
kebijakan perusahaan yang berlaku, mulai dari kebijakan baik yang terkait
dengan SDM seperti Reward, career, training, hubungan kepegawaian, penilaian
pegawai, sampai termination, juga yang terkait dengan unit kerja tempat dia
bekrja, demikian juga dengan kode etik dan peraturan perusahaan.
4) Jalur
komunikasi
Membuka jalur komunikasi akan
mempermudah pegawai baru menyampaikan aspirasinya maupun
pertanyaan-pertanyaanya. Untuk itu perlu dibukanya ruang komunikasi bagi
pegawai baru, baik melalui komunikasi rutin melalui tatap muka seperti meeting
ruting, Friday session dll, juga dibukanya jalur media komunikasi seperti email
maupun telephon.
5) Proses
monitoring
Tentunya pada awal bekerja, si
pegawai baru sudah disosialisasikan target kerja yang harus dicapai.perlu
adanya monito rutin akan hasil kerjanya, sehingga akan membantu pegawai
tersebut lebih lagi meningkatkan kinerjanya. Jika ada kekurangan, maka dapat
disampaikan hal-hal yang perlu dia lakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut.
F.
KEUNTUNGAN
ORIENTASI
Menurut
Simamora dalam Wahyudi (2012), usaha-usaha orientasi yang efektif juga
berkontribusi terhadap keberhasilan jangka pendek dan jangka panjang. Praktek
SDM sebagai berikut mengandung saran-saran mengenai bagaimana membuat orientasi
karyawan lebih efektif. Beberapa studi penelitian dan survey atas pemberi kerja
melaporkan bahwa sosialisasi dari karyawan-karyawan baru dan komitmenawal
mereka pada perusahaan secara positif dipengaruhi oleh orientasi. Sosialisasi
ini meningkatkan Kecocokan antara orang organisasi, yang juga menguatkan
pandangan-pandangan positif terhadap pekerjaan, rekan kerja, dan organisasi,
para pemberi kerja telah menemukan nilai dari orientasi bahwa tingkat retensi
karyawan akan lebih tinggi jika karyawan-karyawan baru meneerima orientasi yang
efektif. Bentuk pelatihan ini juga berkontribusi pada kinerja organisasional
secara keseluruhan ketika para karyawan lebih cepat merasa sebagai bagian dari
organisasi dan dapat mulai berkontribusi dalam usaha-usaha organisasional.
G.
KELEMAHAN
ORIENTASI
Meskipun
orientasi mempunyai keuntungan bagi organisasi atau perusahaan, namun orientasi
juga mempunyai kelemahan. Menurut Handoko (2012) kelemahan umum dari program
orientasi adalah pada level supervisor, walaupun bagian kepegawaian telah
merancang program orientasi secara efektif dan juga melatih para supervisor
tentang cara bagaimana melakukan orientasi pada bidangnya, namun seringkali
mengalami kegagalan. Untuk dapat menghindarkan kesalahan umum yang dilakukan
oleh para supervisor, sebaliknya bagian kepegawaian menyediakan satu pedoman
yang berisikan tentang apa-apa yang seharusnya dilakukan oleh supervisor dalam
program orientasi tersebut. Cara lain yang dapat dilakukan adalah buddy system,
yaitu dengan menetapkan satu orang pekerja yang telah berpengalaman dan meminta
kepadanya mengajak pegawai baru tersebut.
H.
PENGERTIAN
PENEMPATAN SDM
Penempatan
merupakan penugasan kembali dari seorang karyawan pada sebuah pekerjaan baru.
Kebanyakan keputusan penempatan dibuat oelh manajer lini. Biasanya penyedia
karyawan dalam konsultasi dengan tingkat manajer lini yang lebih tinggi memustuskan
penempatan masa depan untuk setiap karyawan. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan Fahmi (2012). Peranan Departemen SDM adalah member pendapat pada
manajer lini tentang kebijakan
perusahaan dan menyediakan bimbingan kepada para karyawan. Yang selalu menjadi
perhatian adalah kesiapan mereka yang akan ditempatkan baik dari sisi kemampuan
beradaptasi maupun mengetahui apa yang harus dilakukan dengan jenis pekerjaan
yang baru diterimanya. Selain itu kesiapan unit yang akan menerima karyawan
baru dari unit lainya juga dinilai penting. Karena itu sebaiknya setiap
karyawan unit harus siap untuk merima karyawan baru tanpa harus apriori
terhadap masalah personality karyawan baru bersangkutan.
Kebutuhan
penempatan karyawan ( Manajemen dan Non
manajemen ) dipenuhi melalui 2 cara, yaitu menyewa dari pihak luar perusahaan
(Rekrutmen eksternal) dan penugasan
kembali karyawan yang ada atau disebut sebagai penempatan dari dalam (Rekrutmen
Internal). Sering terjadi penugasan kembali karyawan yang ada untuk menempati
posisi barunya tanpa melalui proses orientasi. Dengan anggapan bahwa para
karyawan berpengalaman ini telah mengetahui semua yang mereka butuhkan tentang
perusahaan. Selain itu diasumsikan mereka sudah mengetahui anatomi perusahaan
dan permasalahanya. Karyawan yang disebut berpengalaman tersebut mungkin hanya
mengetahui dengan baik tentang rencana perusahaan, struktur, manfaat karyawan,
dan beberapa kepentingan umum lainya. Akan tetapi, karyawan yang dialihkan bisa jadi memiliki banyak
persoalan dan hubungan pekerjaan. Dalam kondisi kendala-kendala tertentu, tiga
hal pokok keputusan penempatan karyawan baru adalah antara lain dalam rangka
promosi, pengalihan, dan penurunan pangkat. Tiap keputusan seharusnya diletakkan
dengan orientasi dan tindak lanjut apakah penempatan disebabkan oleh penurunan
jumlah karyawan, penggabungan ( merger),
akuisisi, atau perubahan internal dari kebutuhan penempatan staf. Hal ini
penting dalam rangka jastifikasi penerapan fungsi koordinasi dengan adanya
karyawan baru. Tujuan penempatan pegawai adalah untuk menempatkan orang yang
tepat dan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuanya, sehingga SDM yang
ada menjadi produktif.
I.
TUJUAN
PENEMPATAN
Setiap
pekerjaan yang dilaksanakan pada dasarnya mempunyai tujuan. Tujuan berfungsi
untuk mengarahkan perilaku, begitu juga dengan penempatan karyawan, manajer SDM
menempatkan seorang karyawan atau calon karyawan dengan tujuan antara lain agar
karyawan bersangkutan lebih berdaya guna dalam melaksanakan pekerjaan yang
dibebankan, serta untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sebagai dasar
kelancaran tugas.
Menurut
B. Siswanto sastrohadiwaryo yang dikutip oleh suwantno (2003:133) maksud
diadakan penempatan karyawan adalah untuk menempatkan sebagai unsur pelaksanaan
pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan criteria sebagai berikut:
1. Kemampuan
2. Kecakapan
3. keahlian
J.
BENTUK-BENTUK
PENEMPATAN
Menurut
Fachmi (2013) terdapat tiga bentuk penempatan sebagai berikut:
1)
Promosi
Telah
umum diketahui bahwa yang dimaksud dengan promosi ialah apabila seorang pegawai
dipindahkan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain yang tanggung jawabnya
lebih besar, tingkatanya dalam hierartki jabatan lebih tinggi dan penghasilanya
pun lebih besar pula. Setiap pegawai mendambakan promosi karena dipandang
sebagai penghargaan atas keberhasilan seseorang menunjukkan prestasi kerja yang
tinggi dalam menunaikan kewajibanya dalam pekerjaan dan jabatan yang
dipangkunya sekarang, sekaligus sebagai pengakuan atas kemampuan dan potensi
yang bersangkutan untuk menduduki posisi yang lebih tinggi dalam organisasi.
Banyak
organisasi yang menempuh cara ini dengan tiga pertimbangan, yaitu:
a.
Sebagai penghargaan atas jasa-jasa
seseorang paling sedikit dilihat dari segi loyalitas kepada organisasi
b.
Penilaian biasanya bersifat obyektif
karena cukup dengan membandingkan masa kerja orang-orang tertentu yang
dipertimbangkan untuk dipromisikan
c.
Mendorong organisasi mengembangkan para
pegawainya yang paling lama berkarya akhirnya akan mendapat promosi
2)
Alih tugas
Dalam
rangka penempatan, alih tugas dapat mengambil salah satu dari dua bentuk.
Bentuk pertama adalah penempatan seseorang pada tugas baru dengan tanggung
jawab, hierarki jabatan dan penghasilan yang relative sama dengan statusnya
yang lama.
Akan
tetapi melalui alih tugas para pegawai pun memperoleh manfaat yang tidak kecil
antara lain dalam bentu:
a.
Pengalaman
b.
Cakrawala pandangan yang lebih luas
c.
Tidak terjadinya kebosanan atau
kejenuhan
d.
Perolehan pengetahuan dan keterampilan
baru
e.
Memperoleh perspektif baru mengenai
kehidupan organisasional
f.
Persiapan untuk menghadapi tugas baru,
misalnya karena promosi
g.
Motivasi dan kepuasan kerja yang lebih
tinggi berkat tantangan dan situasi baru yang dihadapi
3)
Demosi
Demosi
berarti bahwa seseorang, karena berbagai pertimbangan mengalami penurunan
pangkat atau jabatan dan penghasilan dan tanggung jawab yang semakin kecil.
Dapat dipastikan bahwa tidak ada seorang pegawai pun senang mengalami hal ini
Pada
umumnya demosi dikaitkan dengan pengenaan suatu sanksi disiplin karena berbagai
alasan, sepert:
a.
Penilaian negative oleh atasan karena
prestasi kerja yang tidak/kurang memuaskan
b.
Perilaku pegawai yang difungsionalkan
seperti tingkat kemangkiran yang tinggi
Situasi
yang ada kalanya berakibat pada demosi karyawan ialah apabila kegiatan
organisasi menurun, baik sebagai akibat faktor-faktor internal maupun
eksternal, tetapi tidak sedemikian gawatnya sehingga terpaksa terjadi pemutusan
hubungan kerja.
K. PRINSIP-PRINSIP PENEMPATAN SDM
Prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan dalam penempatan karyawan adalah
a.
Prinsip kemanusian
Prinsip
yang menganggap manusia sebagai unsure pekerja yang mempunyai persamaan harga
diri., kemauan, keinginan, cita-cita, dan kemampuan harus di hargai posisinya
sebagai manusia yang layak tidak dianggap mesin.
b.
Prinsip demokrasi
Prinsip
ini menunjukkan adanya saling menghormati, saling menghargai, dan saling
mengisi dalam melaksanakan pekerjaan.
c.
Prinsip the right man on the right place
Prinsip
ini penting dilaksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap orang dalam setiap
organisasi yang berarti bahwa penempatan setiap orang dalam organisasi perlu
didasarkan pada kemampuan, keahlian, pengalaman, serta pendidikan yang dimiliki
oleh orang yang bersangkutan
d.
Prinsip equal pay for equal work
Pemberian
balas jasa terhadap karyawan baru didasarkan atas hasil prestasi kerja yang
didapat oleh pegawai yang bersangkutan
e.
Prinsip kesatuan arah
Prinsip
ini diterapkan dalam perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja agar
dapat melaksanakan tugas-tugas, dibutuhkan kesatuan arah, kesatuan pelaksanaan
tugas sejalan dengan program dan rencana yang digariskan.
f.
Prinsip kesatuan tujuan
Prinsip
ini erat hubunganya dengan kesatuan arah artinya arah yang dilaksanakan
karyawan harus difokuskan pada tujuan yang dicapai.
g.
Prinsip kesatuan komandan
Karyawan
yang bekerja selalu dipengaruhi adanya komando yang harus diberikan sehingga
setiap karyawan hanya mempunyai satu orang atasan
h.
Prinsip efesiensi dan produktifitas kerja
Prinsip
ini merupakan kunci kearah tujuan perusahaan karena efisiensi dan produktifitas
kerja harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
L. KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN PENEMPATAN SDM
·
Keuntungan Penempatan
Banyak
orang yang berpendapat bahwa penempatan merupakan akhir dari proses seleksi.
Menurut pandangan ini, jika seluruh proses seleksi telah ditempuh dan lamaran
seseorang diterima, akhirnya seseorang memperoleh status sebagai pegawai dan
ditempatkan pada posisi tertentu untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan
tertentu pula. Pandangan demikian memang tidak salah sepanjang menyangkut
pegawai baru. Hanya saja teori manajemen SDM yang mutakhir menekankan bahwa
penempatan tidak hanya berlaku bagi para pegawai baru, akan tetapi berlaku pula
bagi para pegawai lama yang mengalami alih tugas dan mutasi.berarti konsep
penempatan mencakup promosi, transfer dan bahkan demosi sekalipun.
·
Kelemahan Penempatan
Terdapat
sejumlah kelemahan dalam penempatan. Misalnya dalam promosi staf dengan
mempertimbangkan senioritas. Cara ini mengandung kelemahan, terutama pada
kenyataan bahwa pegawai yang paling senior belum tentu merupakan pegawai yang
paling senior belum tentu merupakan pegawai yang paling produktif. Juga belum
tentu paling mampu bekerja. Kelemahan tersebut memang dapat diatasi dengan
adanya program pendidikan dan pelatihan, baik yang diperuntukan bagi sekelompok
pegawai yang melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu maupun yang secara khusus
diperuntukan bagi pegawai senior tertentu yang akan dipertimbangkan untuk
dipromosikan.
BAB III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Dari
pemaparan tersebut diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
§ Orientasi
dan penempatan mempunyai peran yang sangat penting dalam memastikan karyawan
baru maupun karyawan lama yang ditempatkan pada bidang yang baru untuk dapat
menunjukkan kinerjanya dengan maksimal dan produktifitas kerja yang diharapkan.
§ Mesikpun
dalam promosi, transfer, maupun demosi yang ditempatkan adalah para karyawan
yang telah bekerja diperusahaan (bukan karyawan baru), namun mereka tetap perlu
menjalani orientasi terkait dengan jabatanya yang baru.
§ Memang
para karyawan tersebut bisa jadi sudah memahami dengan baik mengenai
aspek-aspek umum perusahaan, seperti strategi, kompensasi, peraturan dan
sebagainya. Namun mereka sedikit banyak pasti mengalami kecemasan terkait
masalah interpersonal dan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan barunya.
Untuk itulah, orientasi masih harus terus dilakukan ketika ditempatkan dibidang
yang baru.
II.
SARAN
§ Agar
orientasi dan penempatan dapat dilakukan dengan baik maka sebuah organisasi
perlu mempunyai peraturan yang baku yang mengatur tentang orientasi dan
penempatan.
§ Karena
begitu pentingnya orientasi, maka untuk memastikan agar karyawan yang baru
mendapat orientasi yang baik, maka orientasi perlu dipersiapkan dengan baik.
Maka orientasi perlu dipersiapakan dengan baik, semua pihak yang terlibat dalam
organisasi agar memprsiapkan semua bahan yang dibutuhkan dan melaksanakan
orientasi secara menyeluruh sehingga dapat mengurangi kecemasan karyawan dan
karyawan baru merasa diterima ditempatnya bekerja.
§ Karena
orientasi merupakan proses yang terus berkelanjutan maka, perlu perusahaan menyediakan
informasi-informasi terkait organisasi baik dalam bentuk cetakan maupun
elektronik yang dapat diakses dengan mudah oleh karyawan.
§ Untuk
memastikan bahwa orientasi dan penempatan telah efektif maka perlu secara
regular terus dilakukan proses umpan balik antara karyawan baru dan
penyedianya.
§ Agar
orientasi dan penempatan bermanfaat maksimal dan efektif maka proses
pelaksanaanya perlu memperhatikan sejumlah hal-hal yang perlu dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
v Budi
Wahyudi,S.E., M.M; materi perkuliahan Manajemen SDM di FE Universitas Gunadarma
v Mondy,
R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan),
Jakarta: Penerbit Erlangga
v Simamora,
Henry (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan 3, STIE, YKPN, Yogyakarta.
v Schuler,
R.S. & Jackson, S.E., 2006, Human Resource management, International
perspective, Mason: Thomson South-Western
v B.
Siswanto sastrohadiwaryo yang dikutip oleh suwantno (2003:133)
Izin ngutip ya kak 🙇
ReplyDeleteijin copy ya min
ReplyDeleteijin copy
ReplyDeleteijin kopi pak
ReplyDelete